Jakarta - Smartfren Telecom terus menggeber perbaikan jaringannya yang putus gara-gara dihantam jangkar kapal dan tertimbun tanah longsor. Kondisi jaringan pun diharapkan berangsur pulih pada tengah malam nanti.
Demikian dikatakan Djoko Tata Ibrahim, Deputi CEO Smartfren, saat dihubungidetikINET, Selasa (26/3/2013).
"Saat ini kondisinya masih restorasi (perbaikan-red.). Tengah malam nanti diperkirakan mulai pulih," ujarnya.
Tata menambahkan, kapasitas jaringan Smartfren sendiri saat ini yang beropeasi tersisa sekitar 30%. Sementara pada tengah malam nanti, pemulihan jaringan diharapkan bisa lebih dari 80%.
"Kejadian ini musibah. Pertama (kabel kita) kena jangkar kapal, dan langkah redundant (untuk back-up, red) sebagai jalur kedua kena longsor. Lalu pakai teman kita lagi, pihak ketiga Matrix Submarine kena (putus) juga," lanjutnya.
"Jadi ini kondisinya dua ban serep kita kena semua," ia menambahkan.
Beruntung, saat ini Smartfren dikatakan telah mendapat bantuan dari operator lain sebagai back-up, setelah dua 'ban serepnya' mendapat masalah berurutan.
"Ini kita terus melakukan perbaikan. Kalau nanti malam lebih dari 80% jaringan yang diharapkan pulih," pungkas Tata.
Smartfren membangun serat optik untuk koneksi ke luar negeri berkolaborasi dengan Moratel dengan rute Jawa-Bangka-Batam-Singapura yang menelan investasi sekitar USD 20 juta.
Sementara untuk rute Surabaya-Jakarta yang selama ini menjadi backhaul baru saja ditingkatkan kapasitasnya dari 5 Gbps menjadi 10 Gbps.
Pada tahun ini Smartfren bakal menambah 1.500-2.000 BTS pada tahun 2013-2014 di Pulau Jawa dan Sumatera. Total dana yang dikeluarkan diperkirakan sebesar USD 100- USD 150 juta.
Per Januari 2013, perusahaan mempunyai jumlah pelanggan mencapai 11,5 juta pengguna. Sebanyak 6,5 juta pengguna adalah pelanggan seluler dan 5 juta adalah pengguna data.
Pada tahun ini, Smartfren memproyeksi mampu mendapatkan tambahan 5 juta pelanggan data, dengan porsi sebanyak tambahan 3 juta pelanggan dari bundling perangkat mobile seperti tablet dan ponsel pintar, dan 2 juta dari pelanggan modem.
Terganggunya koneksi ke situs luar negeri sontak membuat para pengguna operator dengan tagline I hate Slow ini mencak-mencak. Pasalnya, ponsel Smartfren selama ini banyak dijadikan sebagai modem untuk terkoneksi dengan internet.