5 Kelainan Tidur yang Dialami Manusia

Rabu, 13 Maret 20130 komentar

Tidur merupakan sebuah kondisi ketika tubuh dan jiwa berhenti beberapa jam setiap malam, saat itu semua sistem syaraf berhenti beraktifitas, mata tertutup, dan semua otot berada dalam keadan relaks dan kesadaran pun terhenti sejenak (oxforddictionaries.com). Setiap manusia membutuhkan tidur baik sebagai sebuah istirahat panjang ataupun sesaat. Namun terkadang dialami dan dilakukan secara berlebihan atau bahkan sangat kurang. Berikut adalah 5 kelainan tidur yang dialami oleh manusia:

1. Hipersomnia




Hipersomnia merupakan sebuah kelainan tidur yang jarang diderita, dikatan ini terjadi pada 200 orang di dunia hingga saat ini. Kelainan ini merupakan kondisi tidur yang durasinya sangat lama, bahkan hingga 18 jam setiap harinya, lebih ekstrim lagi sehari hingga berminggu-minggu. Dikatakan pula bahwa terjadi 10 kali serangan terhadap penderitanya dalam setiap tahunnya. Sebelum seseorang didera oleh hipersomnia, ia biasanya seperti sedang menderita gejala flu, dan sakit kepala yang berkepanjangan. Serangan ini juga akan menyebabkan berat badan bertambah dan keringat berlebihan. Sindrom Kleine-Levin merupakan sebuah hipersomnia yang ditandai oleh perilaku aneh selama serangan, makan berlebihan, banyak gerak, bingung, berhalusinasi, dan hiperseksualitas. Bahkan ada yang mengatakan bahwa hipersomnia ini disebabkan oleh hormone yang tidak seimbang.

2. REM-Sleep Behavior Disorder (RBD)



REM-Sleep Behavior Disorder (RBD), REM-kelainan perilaku saat tidur, merupakan sebuah kalainan tidur yang dikategorikan sebagai parasomnia. Parasomnia terjadi ketika sebuah peristiwa yang tidak diinginkan terjadi dalam keadaan tertidur. Kelainan ini dikatakan dapat menyebabkan si penderitanya bertingkah laku seperti respon yang dilakukannya di dalam mimpi saat tertidur. RBD biasanya disertai dengan tidur berjalan, terror tidur, sebagaimana melantur. Kebanyakan mimpi yang dialami dipenuhi oleh adegan aksi/aktif dan terkadang kekerasan. RBD ditandai dengan sumpah serapah, teriakan, pukulan, tendangan, dan melakukan apa yang dilakukan orang saat berkelahi. Jika tidak ditangani, RBD akan lebih buruk dan menyakiti. Kelainan ini banyak dialami oleh kaum lelaki terutama yang menderita multi gangguan syaraf atrofi atau Parkinson.


3. Sindrom Kepala Meledak (Exploding Head Syndrome)



Sindrom ini salah satu dari beberapa kelainan tidur manusia, yang menyebabkan seseorang akan mendengar suara ledakan keras beberapa saat sebelum jatuh tidur. Walaupun seperti hanya terjadi di dalam sebuah film, kelainan ini adalah seseuatu yang nyata dan sering terjadi ketika berjalan di pertengahan malam hari. Beberapa pantulan suara yang disebabkan oleh ledakan bom atau suara bantingan yang sangat keras. Suara ini menyebabkan penderitaan hebat seringkalai mengganggu tidur. Tidak banyak kasus sindrom ini dilaporkan, namun seorang pasien beurumr 10 tahu didagnosa mengalami sindrom ini.


4. Kelumpuhan Tidur (Sleep paralysis)



Kelumpuhan Saat Tidur (Sleep Paralysis), ini ditandai dengan ketidak-mampuan tubuh untuk bergerak ketika dalam keadaan tertidur ataupun ketika terbangun dari tidur.ketika dalam keadaan tertidur, tubuh akan mengalami sebuah peristiwa yang disebut atonia, yaitu keadaan tubuh yang tenang dan kaku. Bagaimanapun, dalam kelumpuhan tidur, atonia terjadi ketika terjaga ataupun jatuh tertidur, bahkan selama dalam keadaan tertidur. Dalam beberapa kasus seseorang tak dapat bergerak ataupun berbicara. Kelumpuhan tidur ini dapat terjadi beberapa menit, namun biasanya sembuh dengan sendirinya. Beberapa orang percaya bahwa kelainan ini merupakan hal yang lumrah, dikatakan bahwa lebih dari 40% manusia pernah mengalaminya.

Kelumpuhan Tidur (Sleep paralysis)




5. Sindrom Terjaga (24 jam tanpa tidur)



Sebuah sindrom yang jarang bisa diobati secara baik oleh para dokter, yakni terjaga 24 jam. Sebagai manusia kita memiliki ritme sirkadian yang disebut memiliki hubungan dengan adanya kelainan 24 jam terjaga, setiap harinya. Tentu saja ritme ini berbeda, namun biasanya setiap orang memiliki ritme sirkadian dalam 24-25 jamnya. Bagi para pednerita sindrom terjaga, mereka tidak meiliki ritme yang stabil, “jam tubuh.” Bahkan seringkali ritmenya tertunda dan dimulai setelah 26 jam kemudian atau lebih. Beberapa bahkan dimulai pada 72 jam kemudian sebagai ritme tubuh kesehariannya. Mereka yang terjaga selama 72 jam akan tertidur selama 48 jam, mereka yang terjaga selama 26 jam akan tertidur selama 16 jam. Umumnya orang yang menderita sindrom ini tidurnya lebih lama dua jam dibandingkan mereka yang normal.
Share this article :
 
Support : Zv-eLite | TipSeoFriendly | Top Five
Copyright © 2011. TOP FIVE - All Rights Reserved
Template Created by Zv-eLite .com Published by Septa Praseya Hanafi
Proudly powered by Blogger