5 Perlawanan Anas Terhadap SBY

Selasa, 12 Februari 20130 komentar

Top 5- Posisi jabatan Anas Urbaningrum sebagai ketua umum Partai Demokrat digoyahkan oleh SBY yang mengamblil alih semua kekuasaan Anas Urbaningrum. Namun sepertinya Anas Urbaningrum tidak diam saja ia juga melakukan sedikit perlawanan terhadap SBY. Nah berikut ini ada beberapa perlawanan Anas Urbaningrum Terhadap SBY mau tahu seperti apa aja itu simak 5 Perlawanan Anas Urbaningrum Terhadap SBY seperti dikutip dari situs merdeka.com.

1. Anas tegaskan masih ketua umum Partai Demokrat

Selang satu hari Ketua Dewan Pembina sekaligus Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengumumkan mengambil alih komando Partai Demokrat, Anas Urbaningrum langsung bereaksi. Anas menegaskan masih menjadi ketua umum partai berlambang Mercy itu.

Oleh karena itu, Anas tetap menjalankan tugas seperti biasa. “Saya sampai saat ini masih Ketua Umum Partai Demokrat dan menjalankan tugas seperti biasa,” kata Anas di sela-sela acara pelantikan DPAC Partai Demokrat Kabupaten Lebak di Rangkasbitung, Sabtu (9/2).

Meski demikian, Anas tetap menilai tindakan penyelamatan oleh SBY itu untuk kebaikan partainya. Anas juga meminta publik tidak menghadap-hadapkan dia dengan SBY.

“Kami jangan sampai diadu-adu karena ini bagian ikhtiar demi Partai Demokrat ke depan makin baik,” ujar Anas.

“Saya punya etika organisasi dan saya tidak mau berbicara ke luar untuk urusan internal partai,” kata Anas.

2. Anas tak merasa dinonaktifkan sebagai ketua umum

Anas Urbaningrum tetap menjalankan aktivitasnya sebagai ketua umum Partai Demokrat setelah Ketua Dewan Pembina sekaligus Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengumumkan mengambil alih pucuk pimpinan partai. Anas tetap beraktivitas seperti biasa dan menghadiri kegiatan salah satu DPC Demokrat di Banten, Sabtu (9/2).

“Hari ini mau ke Banten, ada kegiatan DPC di Banten,” sahut Anas dari balik kaca mobilnya di kediamannya di Duren Sawit, Jakarta Timur.

Anas menegaskan, dia tetap akan berpegang teguh terhadap AD/ART partai yang menjadi acuan semua kader Demokrat. “Ada poin (pidato SBY) sesuai dengan hirarki dan konstitusi partai. Jadi pegangannya ya konstitusi,” tukasnya.

Ketika ditanya apakah pidato SBY semalam berarti menonaktifkan posisinya sebagai ketua umum, Anas membantahnya. “Tidak ada.”

3. Bela Anas, akar rumput Demokrat kritik SBY

Ketua DPC Cilacap Tridianto mengkritik keputusan SBY yang mengkebiri kewenangan Anas Urbaningrum. Dia menilai tindakan SBY otoriter dan sewenang-wenang.

“Saya mendukung langkah Pak SBY untuk bersih-bersih di Partai Demokrat, tapi saya tidak mendukung pak SBY selaku ketua majelis tinggi ambil alih tugas ketua umum. Karena itu sudah melanggar AD ART partai,” jelas Tri kepada merdeka.com, Minggu (10/2).

Dia menjelaskan, dalam AD ART pasal 13 Partai Demokrat tidak tertulis satu pun aturan yang mengatakan bahwa majelis tinggi berhak mengambil alih tugas dan kewenangan ketua umum.

“Di dalam AD ART pasal 13 jelas tidak ada kata-kata majelis tinggi bisa mengambil alih tugas ketua umum, ini sudah jelas sekali SBY sangat otoriter,” imbuhnya.

Tri berpendapat, untuk menaikkan citra dan elektabilitas partai Demokrat, bukanlah dengan cara mengambil alih kewenangan ketua umum. Melainkan dengan konsolidasi dan kerja keras bagi para kader Demokrat.

“Yang penting jangan menyalahi aturan dan melanggar AD ART partai karena kalau sampai melanggar tidak baik buat partai demokrat ke depan,” tandasnya.

4. Tak hadiri penandatanganan Pakta Integritas

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengundang elite dan seluruh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) yang ada untuk hadir ke kediamannya di Cikeas, Bogor, Minggu (10/2) malam untuk menandatangani Pakta Integritas demi terciptanya kader yang bersih dari korupsi.

Namun, dalam acara tersebut, Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum tidak hadir. Menurut SBY, Anas sudah diundang untuk hadir ke kediamannya.

Namun, mantan ketua umum PB HMI itu tak bisa hadir karena sedang sakit. Pengamat politik dari Charta Politika, Arya Fernandez menilai, ketidakhadiran Anas sebagai bentuk perlawanan kepada SBY.

“Anas tidak datang menunjukkan sinyal ketidaksetujuan Anas,” katanya kepada merdeka.com, Senin (11/2).

5. SBY langgar AD/ART Partai Demokrat

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengambil alih tugas Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum. SBY meminta Anas fokus menghadapi masalah hukum yang sedang dia hadapi.

Salah seorang kubu Anas menilai, langkah SBY tersebut telah melanggar AD/ART partai. Menurutnya, dalam Pasal 13 AD/ART Partai Demokrat, majelis tinggi tidak memiliki kewenangan untuk mengambil alih posisi ketua umum.

“Jadi tidak ada dalam pasal itu majelis tinggi mengambil alih tugas ketua umum, dan ini AD/ART sudah dilanggar oleh SBY,” kata salah seorang loyalis Anas yang enggan disebutkan namanya saat berbincang-bincang dengan merdeka.com, Sabtu (9/2).

Dia mengaku kecewa dengan langkah yang diambil oleh SBY. Jika AD/ART dilanggar, akan menjadi preseden buruk bagi partai.

“Jangan menyalahi aturan dan melanggar AD/ART partai, karena kalau sampai melanggar tidak baik buat Partai Demokrat ke depan,” imbuh sumber tersebut.

Menurutnya, saat ini Anas Urbaningrum masih kuat sebagai ketua umum. Karena semua DPD dan DPC tetap mendukung Anas. Secara konstitusi, Anas tetap kuat, karena dipilih secara konstitusional.
Share this article :
 
Support : Zv-eLite | TipSeoFriendly | Top Five
Copyright © 2011. TOP FIVE - All Rights Reserved
Template Created by Zv-eLite .com Published by Septa Praseya Hanafi
Proudly powered by Blogger