Kisah Inspiratif dari Bj, Habibie

Minggu, 24 Februari 20130 komentar




Kekuatan kasih sayang Habibie dan Ainun penting untuk dijadikan inspirasi. Bagaimana seorang suami menjalankan perannya dengan baik. Memberikan cinta dan kasih sepanjang masa pada seorang istri. Tidak kenal hambatan dan tantangan dalam merajut kasih sayang. Dalam agamapun, rasa kasih sayang selalu diajarkan.

Sudah sepekan film fenomenal Habibie-Ainun ditayangkan pada bioskop-bioskop di seluruh tanah air. Penonton tercatat lebih dari 1 juta dalam kurun waktu sekitar 7 hari. Tidak heran jika terkadang kita harus antrean panjang demi mendapatkan selembar karcis di bioskop. Suatu pencapaian yang sangat luar biasa bagi industri perfilman. Sekaligus pembuktian atas kualitas film nasional yang mampu meraih hati masyarakat untuk menontonnya.
Antusias juga datang dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang hadir langsung dalam pemutaran perdana. Penonton film Habibie-Ainun berasal dari berbagai lapisan masyarakat. Mulai dari anak-anak sampai orang tua.
Film tersebut menyisakan rasa haru bercampur bahagia. Banyak inspirasi yang patut untuk direnungi bersama. Film ini bercerita tentang perjalan panjang dua sosok manusia yang dilahirkan di bumi Indonesia. Berkarya dan berprestasi atas nama Indonesia. Tentu saja kedua sosok tersebut sudah tidak asing lagi bagi seluruh lapisan masyarakat.
Mantan Presiden RI ke-3 (BJ Habibie) yang dikenal pula sebagai ahli pesawat terbang merupakan inti utama dari cerita film. Kemudian dipadukan dengan sosok wanita yang setia bersama Habibie selama kurang lebih 45 tahun. Wanita tersebut akrab disapa Ibu Ainun Habibie. Seorang Ibu negara RI tahun 1998-1999 di masa awal orde reformasi.
Film tersebut bukan sekedar film. Aura yang muncul lain daripada yang lain. Satu sisi, pantas dikatakan sebagi suatu cerita inspirasi yang sangat super. Di sisi lain, dapat pula dikatakan sebagai suatu motivasi yang menggugah kehidupan. Kalau kebanyakan film berawal dari sebuah ilustrasi belaka dari sutradaranya.
Film ini sedikit berbeda karena sesungguhnya yang diceritakan bukan khayalan belaka yang bersifat fiktif. Melainkan sebuah kisah yang telah di alami putra dan putri terbaik tanah air. Lebih tepat lagi dikatakan putra terbaik bugis-makassar (tanah kelahiran Habibie) dan putri terbaik Jawa (tanah kelahiran Ainun). Selaku warga Sulawesi Selatan, patutlah bergembira atas capaian yang telah ditorehkan oleh Bapak Baharuddin Jusuf Habibie.
Banyak inspirasi yang dapat dipetik dalam film tersebut. Alur cerita yang rapi diperankan dalam suasana harmonis. Penuh rasa cinta dan kasih dalam setiap lembaran kehidupan yang dilalui. Hal yang cukup langka didapatkan dalam kehidupan kaum elite pemerintahan. Jika diamati lebih mendalam, sebenarnya sejuta inspirasi bisa muncul.
Pada intinya, cocok ditonton oleh anak muda yang belum membangun bahtera rumah tangga. Lebih cocok lagi bagi bapak atau ibu yang telah mengarungi bahtera rumah tangga. Tepat dijadikan panutan dalam hidup sehari-hari. Bahkan kisah ini bisa merubah rasa pesimis menjadi optimis dalam setiap dimensi kehidupan.

Keutuhan Kasih
Keutuhan kasih sayang seperti kisah Habibie dan Ainun bagi setiap pasangan suami istri hampir sulit ditemukan di Indonesia. Terbukti tingkat perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) semakin meningkat. Lebih sadis lagi, kasus pembunuhan seorang istri kepada suaminya dan sebaliknya bagaikan jamur di musim hujan. Inilah kurang lebih dari fenomena ironi yang terlihat di era reformasi. Parahnya lagi ketika kasus perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dilakukan oleh pejabat publik sebagaimana yang terjadi di beberapa daerah.
Perlu disadari bahwa ada rasa kasih sayang yang dititipkan oleh sang pencipta kepada seluruh manusia. Habibie dan Ainun mampu melaksanakan hal itu dengan baik sampai hembusan nafas terahir Ibu Ainun. Kasih sayang diantara keduanya tetap terjalin. Baik dalam keadaan suka maupun suasana duka. Habibie paham kehidupan Ainun dan Ainun paham kehidupan Habibie. Kesepahaman itu menyatu melahirkan rasa kasih sayang. Memang terkadang konflik rumah tangga selalu timbul. Namun yang terpenting, bagaimana membangun kekuatan konflik menjadi kekuatan kasih sayang yang semakin utuh.
Kekuatan kasih sayang Habibie dan Ainun penting untuk dijadikan inspirasi. Bagaimana seorang suami menjalankan perannya dengan baik. Memberikan cinta dan kasih sepanjang masa pada seorang istri. Tidak kenal hambatan dan tantangan dalam merajut kasih sayang. Dalam agamapun, rasa kasih sayang selalu diajarkan. Dengan demikian, rasa cinta dan sayang harus dikedepankan dalam setiap baris kehidupan. Karena cinta adalah simbol keharmonisan hidup. Banyak diantara para pembaharu yang mampu mengguncangkan dunia karena kuatnya rajutan cinta dan kasih dalam dirinya terhadap orang lain.
Oleh karena itu, kita semua perlu untuk merajut rasa kasih sayang minimal sepadan dengan kasih sayang yang diceritakan dalam film. Kekuatan cinta mereka merupakan penjabaran realitas dari makna cinta yang sesungguhnya. Tidak salah jika hal tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi seluruh lapisan masyarakat agar keharmonisan rumah tangga tetap terjaga.

Pemimpin Bersahaja
Selain rajutan kasih sayang, inspirasi lain dari film Habibie-Ainun adalah sifat kepemimpinan bersahaja yang ditonjolkan oleh Bapak BJHabibie ketika diberi amanah. Habibie bukanlah manusia yang rakus kekuasaan. Beliau selalu menjalankan amanah dengan baik serta tidak menjual harga dirinya hanya karena persoalan materi. Diapun tidak mudah terjerumus dalam umpan manis uang dan wanita. Tetap saja menjadi pemimpin yang tegas dan menghindari hal-hal yang kurang baik. Malah dia mampu menjalankan kepemimpinannya tanpa ada kesan penyalahgunaan wewenang.
Harta, tahta, dan wanita merupakan hal yang selalu menjadi penyebab pejabat publik terbawa arus pada lingkaran kehancuran. Banyak pemimpin di pemerintahan yang pandai memutar kata sehingga harta, tahta, dan wanita selalu menjadi persoalan bagi dirinya. Akibatnya persoalan yang muncul hampir selalu terkait dengan ketiga hal tersebut. Beberapa kasus patologi pemerintahan yang sering muncul bermula dari rayuan uang. Rayuan uang tersebut sebenarnya implikasi dari lahirnya tindak pidana korupsi. Seperti diketahui bersama bahwa korupsi adalah masalah terbesar yang dialami bangsa Indonesia saat ini.
Kepemimpinan bersahaja terlihat dari kelakuan dan peran yang dilakukan selama memimpin negeri. Habibie menggambarkan kesahajaannya sejak menjadi seorang menteri era orde baru. Dia tampil menjadi orang yang layak untuk dijadikan tuntunan. Menyelesaikan masalah demi masalah tanpa melahirkan masalah yang signifikan. Hanya saja waktu kepemimpinan Habibie menjadi persiden sangat singkat. Meskipun demikian, dia mampu memberikan nilai yang berarti bagi rakyat yang dipimpinnya. Dalam kepemimpinannya, hal yang selalu dikedepankan adalah sedikit bicara dan banyak bekerja.
Jadi, sudah saatnya pejabat mulai dari lurah/kepala desa sampai presiden berprinsip sedikit bicara dan banyak bekerja. Jangan membaliknya menjadi banyak bicara dan sedikit bekerja. Prinsip ini yang telah diperlihatkan Habibie sebagai seorang pemimpin. Kata-katanya sejalan dengan perbuatannya. Pemimpin yang bekerja keras dan tidak kenal lelah dalam memikirkan masyarakatnya. Rela menyisihkan sebagian besar waktunya dalam memikirkan kepentingan bersama. Disamping itu, kepemimpinannya dijalankan dengan penuh rasa tanggungjawab.
Inspirasi lainnya yang tidak kalah penting ialah semangat perjuangan Habibie dalam menuntut ilmu. Menuntut ilmu di negeri orang tidak semudah membolak-balikkan telapak tangan. Tantangan dan hambatan akan selalu menghampiri setiap gerak langkah manusia. Jatuh bangun sudah pasti adanya. Bahkan sudah menjadi hukum alam yang sering dirasakan dalam kehidupan. Tidak ada manusia yang lolos dari cobaan atau ujian Allah Swt
Share this article :
 
Support : Zv-eLite | TipSeoFriendly | Top Five
Copyright © 2011. TOP FIVE - All Rights Reserved
Template Created by Zv-eLite .com Published by Septa Praseya Hanafi
Proudly powered by Blogger