“Kita sebagai bangsa yang baru lahir kembali, kita harus dengan cepat sekali, cepat, chek up mengejar kebelakangan kita ini! Mengejar disegala lapangan. Lapangan politik kita kejar, lapangan ekonomi kita kejar, lapangan ilmu pengetahuan kita kejar, agar supaya kita benar-benar didalam waktu yang singkat bisa bernama Bangsa Indonesia yang besar, yang pantas menjadi mercusuar daripada umat manusia di dunia!
Planetarium akan kita dirikan di Jakarta ini, di tempat ini, adalah planetarium yang terbesar di seluruh dunia … sehingga di bawah kubah itu bisa duduk orang. Lima ratus orang. Di lain-lain tempat cuma tiga ratusan saudara-saudara, ini Indonesia bukan main".
(Soekarno, 1964, saat pemancangan tiang pertama Planetarium Jakarta).