Salah satunya adalah Danet Suryatama. Dahlan sendiri yang memperkenalkan lulus Michigan, AS ini kepada publik. Saat itu, Dahlan memuji kesiapan Danet memproduksi mobil listrik nasional setelah selama 10 tahun bekerja di bagian teknik pabrik mobil besar di Amerika Serikat, Chrysler.
Danet pun merealisasikan mimpi Dahlan agar Indonesia memiliki mobil listrik nasional karya anak bangsa. Danet pulang ke Indonesia dan mulai merakit mobil listrik yang diberi nama Tucuxi.
Kisah kemesraan Dahlan dan Danet tidak berlangsung abadi. Usai prototype mobil listrik Tucuxi rampung dan diperkenalkan ke publik, perseteruan keduanya mulai muncul ke permukaan.
Dipicu pernyataan Danet yang menuding Dahlan berniat mencuri teknologinya yang diterapkan di mobil listrik seharga Rp 3 miliar tersebut. Pernyataan tersebut terlontar setelah dia merasa 'dibuang' oleh Dahlan usai menyelesaikan mobil listrik yang disebut-sebut sekelas Ferrari.
Dahlan pun seolah 'membalas' tudingan Danet dengan membongkar kekurangan-kekurangan mobil tersebut yang membuatnya mengalami kecelakaan saat uji coba di Magetan, Jawa Timur beberapa pekan lalu.
Berikut 5 Jenis Persoalan Tucuxi yang di Perdebatkan Dahlan dan Danet:
1. Soal tidak adanya gearbox
Setelah selamat dari kecelakaan saat uji coba mobil listrik Tucuxi, Menteri BUMN Dahlan berbicara di hadapan jurnalis di Taman Ismail MarzukiÂ
Secara terang-terangan Dahlan mengungkapkan rasa kekecewaannya karena kendaraan yang dia pesan seharga Rp 3 miliar, tidak menggunakan gearbox. Karena tidak adanya gearbox, maka performa mobil dan pengereman dinilai tidak maksimal.
Dahlan Lebih sreg jika kendaraan Tucuxi menggunakan alat tersebut. "Bukan berarti mobil jelek tapi mobil ini tidak bisa digunakan dalam posisi jalanan menurun tajam," katanya.
Sang pencipta Tucuxi pun angkat bicara soal ini. Dia membantah pernyataan Dahlan yang menyebutkan bahwa sistem pengereman Tucuxi tidak sempurna karena tidak adanya gearbox. "Tidak benar bahwasanya pengereman Tucuxi hanya dapat dilakukan dengan menggunakan rem (tanpa menggunakan mesin) seperti dinyatakan oleh Pak Dahlan," kata Danet.
Danet menjelaskan, ada beberapa cara melakukan pengereman regenerative pada Tucuxi, yaitu mengangkat kaki dari pedal gas untuk memperlambat kendaraan atau ganti driving selection. Dengan pengereman regenerative, mesin/motor akan memperlambat kecepatan putarnya untuk berfungsi sebagai generator mengisi ulang baterai.
Ketiadaan gearbox dalam mobil listrik yang menghabiskan dana Rp 3 miliar tersebut sudah diperhitungkan. "Tucuxi adalah mobil yang di desain tanpa menggunakan gear box (atau multi gear transmission system). Tucuxi didesain menggunakan single speed reduction gear (satu gigi  penurun kecepatan) sebagai transmisinya," jelasnya.
2. Soal rem tidak pakem
lihat.co.id - Usai terlibat dalam kecelakaan saat uji coba mobil listrik Tucuxi, Menteri BUMN Dahlan Iskan tanpa berlama lama langsung menyebut jika kecelakaan itu terjadi karena faktor rem yang tidak pakem.
Sambil berseloroh, Dahlan mengatakan jika kecelakaan tersebut karena pilihannya yang sengaja mengambil rute yang sulit. Namun, Dahlan menyebutkan kendaraan buatan Danet tersebut ternyata lemah dalam sistem pengereman.
"Ketika menurun tajam, ketika sampai tikungan, remnya tidak berfungsi mobil menggelinding makin cepat, makin cepat. Kalau tidak segera dihentikan akan mencelakakan orang, saya lihat di depan ada tebing maka saya tabrakkan. Saya tabrakkan ke tebing gunung antara 60-80 km/jam. Saya tidak panik, kalau panik mobil kian liar," paparnya.
Danet pun menjawab penilaian Dahlan. Tidak hanya mengklarifikasi saja, Danet juga menyerang Dahlan. Danet menilai, Dahlan Iskan telah melakukan kesalahan fatal saat uji coba mobil tersebut hingga akhirnya mengalami kecelakaan.
"Meski Tucuxi sudah dilengkapi dengan high performance brake modules di depan dan belakang yang kompeten dari Wildwood Engineering Inc., USA, melakukan pengereman dengan hanya rem kaki, apalagi dengan menginjak rem secara keras dan terus-menerus ketika menuruni pegunungan adalah tindakan fatal," ungkap Danet melalui keterangan tertulisnya kepada merdeka.com, Minggu (13/1).
Jika rem diinjak secara keras dan terus menerus akan berakibat terbakarnya rem dan akhirnya kehilangan daya cengkram.
3. Tidak bisa lewati medan curam
Kendaraan Tucuxi yang diuji coba Dahlan Iskan, berhasil melaju mulus di tanjakan saat uji coba dari Solo menuju Magetan. Namun sayang, saat melewati turunan tajam kendaraan tidak bisa stabil.
Dari sisi spesifikasi yang beredar, kendaraan buatan Danet ini memiliki kecepatan maksimal 200 km/jam, lebar bodi mobil 1.995 mm, tinggi bodi mobil 1.200 mm dan berat mobil: 1,1 ton, jarak sumbu roda sekitar 3.110 mm, jarak bebas ke tanah 150.9 mm dan daya jelajah: 480-an km dalam sekali isi baterai.
Dahlan berpendapat, mobil berkekuatan besar harus memakai teknologi gearbox agar aman dibawa ke medan yang curam.
Tentu saja Danet tidak ingin disalahkan dengan teknologi yang diterapkan pada mobil listrik ciptaannya tersebut. Dia justru mempersoalkan Dahlan yang gegabah dengan melakukan uji coba jarak jauh dan di medan yang sulit.?
Danet mengakui bahwa mobil listrik Tucuxi adalah sebuah prototype kendaraan pertama yang harus menjalani uji coba dahulu secara matang sebelum dipergunakan kemana-mana dan di arena yang sulit. Danet dan tim mengaku sudah mengatur jadwal uji kendaraan. Tapi semua belum sempat terwujud karena Dahlan memilih menggunakan jasa Kupu-Kupu Malam untuk menyempurnakan mobil yang menghabiskan dana Rp 3 miliar tersebut.
"Banyak rencana yang ingin kami wujudkan dengan Tucuxi, proper uji coba, sertifikasi, proper serah terima, training bagi pengendara, formal launching layaknya produksi mobil. Semua rencana itu punah dengan disingkirkannya kami," kata Danet.
4. Soal pembongkaran mesin
lihat.co.id - Usai menyelesaikan mobil listrik Tucuxi, Danet Suryatama curhat telah 'dibuang' oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan. Padahal, kata Danet, dia ikhlas mengerjakan proyek mobil listrik nasional demi kemajuan bangsa.
Dia mengaku tidak mengambil keuntungan dan tidak menerima gaji. Danet juga rela melepaskan karir di Amerika Serikat hanya untuk mengembangkan teknologi di dalam negeri.
Danet menyebut Dahlan memilih menggunakan jasa kupu-kupu malam untuk menyempurnakan mobil listrik Tucuxi buatannya. Menurutnya, itu adalah bagian dari upaya mencuri teknologi. Kepada media, Danet menyertakan bukti-bukti pembongkaran tersebut.
Bahkan, dia tidak segan-segan menuding bahwa mobil listrik Tucuxi sengaja ditabrakkan ke tebing agar hancur dan lebih mudah dibongkar.
"Mobilnya hancur luarnya. Karena luarnya hancur, maka bagian dalamnya makin bisa lebih mudah dipelajari," ungkap Danet dalam keterangan tertulis yang diterima merdeka.com, Minggu (13/1).
Kini giliran Dahlan angkat bicara menanggapi suara hati dan tudingan Danet. Secara tegas Dahlan membantah tudingan tersebut. Dahlan menjelaskan bahwa kupu-kupu malam hanya ditugaskan untuk penyempurnaan mobil. "Mas Danet lantas menuduh saya melakukan pencurian teknologi. Saya tidak begitu jelas teknologi apa yang saya curi dan untuk apa," kata Dahlan.
Setelah diperbaiki, mobil dicoba di sekitar Yogyakarta dan tidak ada masalah. Termasuk sampai Kaliurang. Dahlan mengakui suasana dan hubungannya dengan Danet menjadi kurang nyaman akibat isu pencurian teknologi yang sudah meluas.
Belakangan, Dahlan mengaku lega karena Danet sudah tidak menyebut lagi soal pencurian teknologi.
5. Sama-sama kecewa
Menteri BUMN Dahlan Iskan tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya atas performa dan kinerja mobil listrik Tucuxi ciptaan Danet Suryatama.?
Hanya saja, Dahlan tidak secara langsung menyebutkan kekecewaannya kepada Danet. "Meskipun Anda tanya, saya tidak mau bilang. Saya merasa saya ini bapaknya. Wajar kalau bapaknya tidak mengungkapkan kekecewaan terhadap anaknya," kata Dahlan.
Sebaliknya, Danet justru secara terang-terangan menyampaikan kekecewaannya kepada Dahlan Iskan. Danet merasa 'dibuang' oleh Dahlan setelah berhasil menciptakan mobil listrik Tucuxi.
Menurut Danet, Dahlan lebih memilih kupu-kupu malam untuk menyempurnakan ciptaan Danet. Kupu-kupu malam dipimpin oleh Rudi Purnomo, yang notebene pegawai Waskita Karya (WK), kontraktor nasional di bawah Kementerian BUMN.
"Saya dan tim masih standby di Jakarta menunggu untuk melakukan penyempurnaan atau pemeliharaan yang ternyata dengan diam-diam mobil sudah dibawa ke Yogya. Kami dibodohi dan dibohongi ketika menunggu di Jakarta," kata Danet.