BEIJING - Menurut studi terbaru Pusat Data Internet China (DCCI), 35 persen aplikasi yang ada padasmartphone di China telah mencuri data-data pengguna yang tidak ada hubungannnya dengan fungsi aplikasi. Celakanya, pengambilan data itu dilakukan tanpa sepengetahuan pengguna.
Dilansir dari Finance Yahoo, Sabtu (16/3/2013), studi DCCI itu mencakup 1.400 aplikasi top di China. Saat ini diketahui 98 persen smartphone China menjalankan Android dan luasnya penyebaran sistem operasi itu China dikeluhkan oleh pemerintah setempat.
Statistik lain dari studi itu memaparkan bahwa 51 persen aplikasi Andorid melacak lokasi pengguna. Namun dari 51 persen aplikasi tersebut, 13,2 persen diantaranya tetap melacak lokasi pengguna meski sebenarnya tidak berfungsi sebagai pelacak lokasi.
Selain itu, 4,3 persen aplikasi bahkan bisa membuat panggilan telepon sendiri, meski hal tersebut bukan bagian dari layanan yang dimiliki aplikasi tersebut.
Adapun DCCI, pada website-nya menggambarkan organisasi itu sebagai sebuah konsultan. Presiden DCCI Hu Yanping dilaporkan memiliki simpati kepada Pemerintah Beijing, karena baru-baru ini muncul di media untuk menghentikan laporan Amerika Serikat (AS) yang dinilai membesar-besarkan tindakan peretasan China.